PUISI SEORANG ANAK YATIM Kisah derita hidupku memang bukanlah sebuah karangan Bukan juga hanya suatu bualan Hidupku yang tak sendiri selalu bertemankan dengan kesendirian Namun tak juga pernah membuatku putus harapan Ku 'kan terus berdiri tegak menantang kerasnya jaman Liku hidupku yang penuh pilu dan tak menentu Merupakan sebuah kenyataan yang terlalu mengharu biru Sebuah perjuangan yang 'kan ku kenang selalu Inilah hidupku yang tak berAyah dan tak berIbu Yang mereka sebut Anak Yatim Piatu Sungguh kenyataan yang teramat pahit Sungguh keadaan yang begitu sulit Rintihan batinku yang menjerit sakit menjangkit Di saat mereka bilang masa depanku sempit Namun, di hati kecilku slalu terbesit kata semangat untuk terus bangkit Sepi, sunyi, senyap adalah kata yang selalu akrab menemani Tiada lagi canda tawa riang gembira bernyanyi Kebahagian semakin jauh pergi, dan kini kesedihan datang menghampiri Terkadang dibenak hati ingin sekali mengakhiri hidup yang tak berarti ini Ayah dan Ibu, aku bertanya-tanya mengapa petaka ini harus terjadi ? Di kala mereka semua bahagia Di tengah kehangatan sang Ayah dan Ibundanya Mataku menatap penuh rasa iri,hati meratapi dan rasa merana Tiada hentinya kelopak ini menitikkan peluh air mata penuh rasa terluka Tak ada lagi yang kan menghiburku di kala duka Sedih kurasa, tawa dulu saat kita bersama, kini tinggal suara tangisku lirih Meski dalam kepedihan tapi ku tetap melangkah walau tertatih Hatiku semakin perih di kala mereka menatapku seolah risih Tak tahukah mereka, perlakuannya membuat nuraniku semakin merintih ? Hanya kepada-Mu lah aku bisa pasrah dan berdalih Kebahagiaan mereka semua seolah hilir mudik menyindir Kapankah sosok penuh kasih sayang kalian itu kembali hadir Ayah dan Ibu, namamu kini bagiku hanya mengalir seperti sebuah lantunan syair Kepergian kalian seakan menjadi hal yang masih tertutup tabir Mengapa ? Kini aku bertanya-tanya penuh sesal mengapa harus terlahir ? Mereka selalu bilang, aku adalah anak yang berlawanan dari kata beruntung Hidup bagaikan di dalam sangkar terkurung Ku hanya bisa duduk termenung merenung Selalu ku rindukan kalian di belakangku membimbing dan mendukung Dan meyakinkanku dari rasa bimbang serta bingung Ku sangat merindukan sikap ketegasan dan kepemimpinan darimu Ayah Kini, tanpamu hidupku terasa tiada arah Jiwaku selalu mendesah penuh rasa resah gelisah Bila amarah mengambil alih sudah Aku pun tak tau kemana harus berserah Ku sangat merindukan kasih dan sayangmu, Ibu Selalu ku teringat raut wajahmu yang sayu Sifatmu yang ramah, anggun serta lugu Semua itu kini seolah musnah hilang tak berbau Tiap malam ku hanya bisa menangis tersedu-sedu teringat olehmu Aku selalu berharap ini semua hanyalah sebuah mimpi Mimpi buruk yang kan segera hilang menepi Tapi, tak kusangka sekarang kenyataan ini hanya bisa kuratapi Ku jalani hidupku kini sendiri disini dalam sepi Aku terus berpikir dan mencoba berhenti menyesal dan mengusap tiap air mata di pipi Ayah dan Ibu, kini kalian telah pergi jauh Sebuag keluarga yang kudamba rasanya kini seakan tidak lagi utuh Walaupun nanti aku telah tersungkur jatuh Sekarang aku hanya bisa berjanji tak 'kan lagi mengeluh Untuk menggenggam masa depan secara penuh Yatim Piatu, bagi kalian mungkin kata yang seram Tapi janganlah kau anggap kami ini anak haram Yang masa depannya tervonis suram Aku tak 'kan mau hanya terdiam dalam pekatnya malam 'Ku kan berdiri dan terus berlari menuju temaram Wahai Tuhan yang Maha Pengasih lagi Penyayang Bebaskanlah hidupku dari penyesalan yang membayang Mudahkanlah aku menjalani hidup yang kian menantang Kini ku ikhlaskan sudah orang tuaku berpulang Semoga mereka berdua beristirahat dengan tenang Mungkin kami tanpa ayah, tanpa ibu, atau bahkan tanpa orang tua Tapi kami juga manusia, yang ingin dihargai serta hidup merdeka Ayo kawanku, Yatim Piatu bukalah akhir segalanya, tetap jaga solidaritas dan jalin satu rasa Kepedulian, Kebersamaan kita adalah awal menuju akhir yang bahagia Tidak usah minder ataupun rendah diri kita semua sama, semoga bisa menjadi pribadi-pribadi yang mulia "You'll Never Walk Alone"Pesanku untuk para pembaca yang budiman Jika memang masih ada orang tua kalian Janganlah kalian sia-siakan kesempatan Untuk tetap berbakti dan berbuat kebaikan Kepada ayah dan ibunda yang kalian banggakan Selagi orang tua kalian masih ada Janganlah kau suka berdusta dan mencela, Melukai hati, dan memaki mereka Kau bisa jadi anak yang durhaka Jika kau durhaka, maka suka tidak suka siksa neraka yang kau rasa sengsara tak terkira. Puisiku mungkin hanyalah untaian kata yang carut marut Serta tulisan dengan bahasa yang acakadut Yang membuat pusing kepala dan mual di perut Tapi yang penting semangatku yang tak pernah surut Meski keadaanku sedang tersudut Karena malam ini sudah semakin larut Aku juga takut pembaca malah lari kalang kabut Dan postingan melelahkan ini juga kuketik runtut terpaut Maka ijinkanlah jempolku yang sudah pegalnya semakin akut ini segera diurut, agar postingan berikutnya segera berlanjut.
Jumat, 03 Oktober 2014
curahan hati seorang wanita
setiap wanita butuh perhatian dan kasih sayang.karena scara kodrati,sekuat kuatnya dan setegar tegarnya wanita membutuhkan sosok pria disampingnya untuk memberikan rasa nyaman dalam mengarungi kehidupan baru yang harmonis dengan bersama sama. tetapi setiap orang mempunyai cara yang berbeda beda untuk mengekspresikan rasa kasih sayangnya.paling tidak ia bisa mengekspresikan rasa kasih sayangnya kepada kepada pasangannya. seharusnya setiap pasangan harus mempunyai rasa saling mengerti sehingga menjadikan keluarga yang harmonis dan terjalin hubungan yang baik..