Sabtu, 25 Oktober 2014

puisi

                                        PUISI SEORANG ANAK YATIM
Kisah derita hidupku memang bukanlah sebuah karangan
Bukan juga hanya suatu bualan
Hidupku yang tak sendiri selalu bertemankan dengan kesendirian
Namun tak juga pernah membuatku putus harapan
Ku 'kan terus berdiri tegak menantang kerasnya jaman
Liku hidupku yang penuh pilu dan tak menentu
Merupakan sebuah kenyataan yang terlalu mengharu biru
Sebuah perjuangan yang 'kan ku kenang selalu
Inilah hidupku yang tak berAyah dan tak berIbu
Yang mereka sebut Anak Yatim Piatu
Sungguh kenyataan yang teramat pahit
Sungguh keadaan yang begitu sulit
Rintihan batinku yang menjerit sakit menjangkit
Di saat mereka bilang masa depanku sempit
Namun, di hati kecilku slalu terbesit kata semangat untuk terus bangkit
Sepi, sunyi, senyap adalah kata yang selalu akrab menemani
Tiada lagi canda tawa riang gembira bernyanyi
Kebahagian semakin jauh pergi, dan kini kesedihan datang menghampiri
Terkadang dibenak hati ingin sekali mengakhiri hidup yang tak berarti ini
Ayah dan Ibu, aku bertanya-tanya mengapa petaka ini harus terjadi ?
Di kala mereka semua bahagia
Di tengah kehangatan sang Ayah dan Ibundanya
Mataku menatap penuh rasa iri,hati meratapi dan rasa merana
Tiada hentinya kelopak ini menitikkan peluh air mata penuh rasa terluka
Tak ada lagi yang kan menghiburku di kala duka
Sedih kurasa, tawa dulu saat kita bersama, kini tinggal suara tangisku lirih
Meski dalam kepedihan tapi ku tetap melangkah walau tertatih
Hatiku semakin perih di kala mereka menatapku seolah risih
Tak tahukah mereka, perlakuannya membuat nuraniku semakin merintih ?
Hanya kepada-Mu lah aku bisa pasrah dan berdalih
Kebahagiaan mereka semua seolah hilir mudik menyindir
Kapankah sosok penuh kasih sayang kalian itu kembali hadir
Ayah dan Ibu, namamu kini bagiku hanya mengalir seperti sebuah lantunan syair
Kepergian kalian seakan menjadi hal yang masih tertutup tabir
Mengapa ? Kini aku bertanya-tanya penuh sesal mengapa harus terlahir ?
Mereka selalu bilang, aku adalah anak yang berlawanan dari kata beruntung
Hidup bagaikan di dalam sangkar terkurung
Ku hanya bisa duduk termenung merenung
Selalu ku rindukan kalian di belakangku membimbing dan mendukung
Dan meyakinkanku dari rasa bimbang serta bingung
Ku sangat merindukan sikap ketegasan dan kepemimpinan darimu Ayah
Kini, tanpamu hidupku terasa tiada arah
Jiwaku selalu mendesah penuh rasa resah gelisah
Bila amarah mengambil alih sudah
Aku pun tak tau kemana harus berserah
Ku sangat merindukan kasih dan sayangmu, Ibu
Selalu ku teringat raut wajahmu yang sayu
Sifatmu yang ramah, anggun serta lugu
Semua itu kini seolah musnah hilang tak berbau
Tiap malam ku hanya bisa menangis tersedu-sedu teringat olehmu
Aku selalu berharap ini semua hanyalah sebuah mimpi
Mimpi buruk yang kan segera hilang menepi
Tapi, tak kusangka sekarang kenyataan ini hanya bisa kuratapi
Ku jalani hidupku kini sendiri disini dalam sepi
Aku terus berpikir dan mencoba berhenti menyesal dan mengusap tiap air mata di pipi
Ayah dan Ibu, kini kalian telah pergi jauh
Sebuag keluarga yang kudamba rasanya kini seakan tidak lagi utuh
Walaupun nanti aku telah tersungkur jatuh
Sekarang aku hanya bisa berjanji tak 'kan lagi mengeluh
Untuk menggenggam masa depan secara penuh
Yatim Piatu, bagi kalian mungkin kata yang seram
Tapi janganlah kau anggap kami ini anak haram
Yang masa depannya tervonis suram
Aku tak 'kan mau hanya terdiam dalam pekatnya malam
'Ku kan berdiri dan terus berlari menuju temaram
Wahai Tuhan yang Maha Pengasih lagi Penyayang
Bebaskanlah hidupku dari penyesalan yang membayang
Mudahkanlah aku menjalani hidup yang kian menantang
Kini ku ikhlaskan sudah orang tuaku berpulang
Semoga mereka berdua beristirahat dengan tenang
Mungkin kami tanpa ayah, tanpa ibu, atau bahkan tanpa orang tua
Tapi kami juga manusia, yang ingin dihargai serta hidup merdeka
Ayo kawanku, Yatim Piatu bukalah akhir segalanya, tetap jaga solidaritas dan jalin satu rasa
Kepedulian, Kebersamaan kita adalah awal menuju akhir yang bahagia
Tidak usah minder ataupun rendah diri kita semua sama, semoga bisa menjadi pribadi-pribadi yang mulia
 "You'll Never Walk Alone"Pesanku untuk para pembaca yang budiman
Jika memang masih ada orang tua kalian
Janganlah kalian sia-siakan kesempatan
Untuk tetap berbakti dan berbuat kebaikan
Kepada ayah dan ibunda yang kalian banggakan
Selagi orang tua kalian masih ada
Janganlah kau suka berdusta dan mencela,
Melukai hati, dan memaki mereka
Kau bisa jadi anak yang durhaka
Jika kau durhaka, maka suka tidak suka siksa neraka yang kau rasa sengsara tak terkira.
Puisiku mungkin hanyalah untaian kata yang carut marut
Serta tulisan dengan bahasa yang acakadut
Yang membuat pusing kepala dan mual di perut
Tapi yang penting semangatku yang tak pernah surut
Meski keadaanku sedang tersudut
Karena malam ini sudah semakin larut
Aku juga takut pembaca malah lari kalang kabut
Dan postingan melelahkan ini juga kuketik runtut terpaut
Maka ijinkanlah jempolku yang sudah pegalnya semakin akut ini segera diurut, agar postingan berikutnya segera berlanjut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar